Kebijakan Zero-COVID Tiongkok: Analisis Dampak Jangka Panjang pada Psikologi dan Ekonomi Rakyat.

Kebijakan Zero-COVID Tiongkok: Analisis Dampak Jangka Panjang pada Psikologi dan Ekonomi Rakyat.

Kebijakan Zero-COVID Tiongkok, meskipun telah diakhiri, meninggalkan dampak jangka panjang yang mendalam pada psikologi dan ekonomi rakyatnya. Strategi penguncian wilayah (lockdown) yang ketat, pengujian massal, dan karantina paksa, yang bertujuan untuk menghilangkan virus, berhasil melindungi populasi dari kematian dini tetapi menimbulkan biaya sosial dan ekonomi yang besar.

Secara psikologis, kebijakan ini memicu tingkat kecemasan, depresi, dan isolasi sosial yang tinggi, terutama di kalangan generasi muda yang mengalami keterbatasan mobilitas dan interaksi sosial selama bertahun-tahun. Ketidakpastian dan kurangnya kontrol atas kehidupan sehari-hari menciptakan ketidakpercayaan yang meluas terhadap otoritas.

Secara ekonomi, kebijakan Zero-COVID menyebabkan gangguan rantai pasokan global, menghambat konsumsi domestik, dan menghancurkan bisnis kecil. Meskipun Tiongkok berhasil menahan gelombang pertama, biaya untuk mempertahankan isolasi ekstrem ini pada akhirnya menjadi tidak berkelanjutan, menyebabkan perlambatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi pasca-pandemi.

Analisis pasca-kebijakan menunjukkan bahwa meskipun intervensi cepat diperlukan pada tahap awal, kebijakan yang kaku dan berkepanjangan memiliki efek boomerang. Dampak jangka panjang pada kepercayaan konsumen dan psikologi sosial Tiongkok akan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk pulih.