Media sosial kini bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga senjata dalam perang budaya global.
Negara dan kelompok ideologis menggunakan platform digital untuk menyebarkan propaganda.
Konten viral mampu memengaruhi opini publik lebih cepat daripada media tradisional.
Hal ini memicu konflik budaya lintas negara, dari politik hingga gaya hidup.
Generasi muda menjadi target utama karena paling aktif di dunia digital.
Organisasi internasional memperingatkan bahwa perang budaya bisa memecah belah bangsa.
Namun, regulasi media sosial masih sangat terbatas.
Era digital melahirkan perang baru: bukan dengan senjata, tetapi dengan algoritma.
