Detroit – Paradigma di industri otomotif telah bergeser secara fundamental: fokus kini beralih dari tenaga kuda (horsepower) dan mekanika tradisional ke Perangkat Lunak (Software). Masa depan mobil adalah Software-Defined Vehicle (SDV), di mana fitur, kinerja, bahkan pengalaman berkendara ditentukan dan diperbarui melalui kode komputer, bukan hanya komponen fisik.
Mobil SDV mengintegrasikan ribuan sensor dan microchip yang dikelola oleh arsitektur kelistrikan terpusat. Keunggulan utamanya adalah kemampuan untuk personalisasi dan pembaruan pasca-pembelian. Pemilik mobil di masa depan dapat membeli fitur tambahan seperti performa mesin yang lebih tinggi, fitur bantuan mengemudi lanjutan, atau bahkan peningkatan suspensi melalui langganan over-the-air (OTA), sama seperti mengunduh aplikasi di smartphone.
Perubahan ini menantang produsen mobil tradisional yang terbiasa berpikir dalam istilah perangkat keras. Mereka harus mengubah budaya perusahaan mereka menjadi perusahaan teknologi perangkat lunak. Bagi konsumen, SDV berarti mobil mereka dapat menjadi lebih baik dari waktu ke waktu melalui update software, tetapi juga memunculkan kekhawatiran tentang biaya langganan berulang (subscription fees) dan siapa yang memiliki kontrol penuh atas mobil mereka.