Bayangkan bepergian antar kota dengan kecepatan pesawat, tetapi biaya setara kereta. Itulah janji teknologi Hyperloop, sistem transportasi berbasis tabung hampa udara.
Hyperloop memungkinkan kapsul bergerak hingga 1.000 km/jam dengan hambatan minim. Perjalanan Jakarta–Surabaya bisa ditempuh dalam kurang dari satu jam.
Perusahaan seperti Virgin Hyperloop dan Elon Musk’s The Boring Company sedang mengembangkan prototipe ini. Uji coba awal menunjukkan hasil menjanjikan, meski masih jauh dari komersialisasi massal.
Keunggulannya ada pada efisiensi energi. Hyperloop dirancang menggunakan listrik terbarukan, sehingga lebih ramah lingkungan dibanding pesawat atau mobil.
Namun, tantangan besar menanti. Biaya pembangunan infrastruktur sangat tinggi, sementara regulasi keselamatan masih belum jelas.
Selain itu, teknologi ini harus bersaing dengan moda transportasi yang sudah mapan seperti kereta cepat dan penerbangan komersial.
Meski begitu, Hyperloop tetap menjadi simbol masa depan mobilitas. Jika berhasil, ia bisa mengubah cara manusia bepergian di seluruh dunia.
Transportasi cepat, murah, dan hijau bukan lagi impian, tetapi kenyataan yang menunggu diwujudkan.
